Kamis, 24 September 2009

PERSONAL HYGIENE

PERSONAL HYGIENE
Oleh ; Muflih, S.Kep., Ns

Personal hygiene merupakan istilah yang lebih dikenal didalam bidang keperawatan. Istilah umumnya adalah kebersihan diri. Tugas utama seorang perawat adalah menjaga dan mengatur personal hygiene seorang pasien agar terpenuhi. Apa sajakah yang perlu dipahami tentang personal hygiene? berikut ulasannya.


Seorang perawat harus mampu;
  1. Memperlihatkan toleransi dan menghargai kebiasaan pasien yang sudah tertanam sebelumnya
  2. Mengajarkan standart hygiene perorangan yang berlaku pada saat ini kepada pasien-pasien yang belum terbiasa melakukannya
  3. Membantu pasien untuk menggunakan semua fasilitas yang disediakan
  4. Menjaga privasi selama menjalankan prosedur yang sifatnya sangat pribadi
  5. Menjaga suasana hangat, khususnya bebas dari segala peraturan yang bersifat memaksa
  6. Menjaga keamanan dalam pelaksanaan prosedur, termasuk pencegahan terhadap cedera punggung dan infeksi silang yang sedapat mungkit dilakukan dengan cara-cara manusiawi
Latar Belakang
  1. Merasa bersih, berbau harum dan berhias rapi merupakan dimensi yang sangat penting dalam mengukur kesejarteraan untuk sebagian orang.
  2. Keadaan cacat jasmani dan/atau mental bawaan membuat mereka yang menderita tidak bisa melaksanakan semua kegiatan ini secara mandiri.
  3. Dengan bantuan perawat akan menjadikan penderita diupayakan mencapai kemandirian secara optimal dengan tidak banyak memerlukan bantuan dari orang lain.
  4. Pentingnya personal hygiene adalah mengingat adanya kolonisasi bakteri pada kulit segera setelah seseorang lahir mikroorganisme tersebut, sekalipun terdapat dalam jumlah besar biasanya tidak pathogen; namun, karena dapat mengadakan reproduksi dalam waktu 20 menit, mikroornanisme tersebut bisa menjadi ancaman kalau kulit sudah tidak utuh lagi.
  5. Bau harum yang akrab bagi pasien dapat membantu meningkatkan taraf kesadarannya.
  6. Merupakan tindakan prabedah yang sangat penting dengan maksud mengurangi jumlah mikroorganisme pada kulit sebelum dilakukan pembedahan.
  7. Bagi pasien dengan ketergantungan total, dimandikan merupakan kesempatan dalam menggerakkan anggota tubuh secara pasif dalam batas-batas kemampuan fisiknya. Dengan cara ini akan dapat dicegah timbulnya dekubitus, infeksi dada, trombosis vena dan emboli pulmoner.
Perawatan kebersihan diri pasien
  1. Memandikan
  2. Perawatan rambut
  3. Perawatan mulut serta gigi
  4. Perawatan kuku
  5. Perawatan kaki
  6. Perawatan perineum wanita
Prosedur dan teknik memandikan di tempat tidur
Memandikan biasanya dilakukan pada jam-jam tertentu sesuai dengan kebijakan rumah sakit atau sesuai dengan kebutuhan.
1. Sebelum memulai memandikan, hal yang harus dipersiapkan adalah peralatan. Peralatan memandikan terdiri dari;
  1. 2 baskom sebagai tempat air,
  1. 2 waslap,
  2. sabun,
  3. handuk
  4. pakaian, selimut, dan underpad ganti
  5. perlak
  6. sarung tangan
  7. trolli
  8. bila perlu minyak talon dan bedak
  9. air hangat
2. Proses memandikan di tempat tidur pada pasien dengan ketergantungan total adalah dengan membasuh daerah kepala dan kemudian turun sampai ke anggota badan yang paling bawah
3. Apabila pasien dalam keadaaan sadar penuh, tawarkan dahulu apakah klien menghendaki untuk dimandikan, jika iya maka, tawarkan lagi apakah klien memiliki sabun tersendiri terutama untuk wajah atau klien tidak menghendaki menggunakan sabun sama sekali.
4. Proses memandikan diawali dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan memastikan privatisasi klien terjaga
5. Dengan menggunakan sarung tangan, Letakkan perlak di daerah yang mungkin terkena aliran air agar tidak mengotori tempat tidur.
6. Dengan menggunakan waslap yang telah dibasahi air usaplah wajah klien dengan hati-hati dan pertahankan komunikasi yang baik, kemudian gunakan sabun dan bilas dengan menggunakan air bersih pada baskom lainnya serta seka dengan handuk bersih.
7. Saat membasuh dada, tangan dan perut, letak perlak adalah di bawah tangan dan sedikit tertindih badan. Pada proses ini privasi klien anngota bagian bawah harus tetap terjaga.
8. Apabila posisi klien dalam keadaan duduk maka, letakkan handuk di pangkuan di atas paha klien.
9. Teknik ini dilanjutkan sampai daerah anggota tubuh yang paling bawah
10. Saat membasuh punggung, klien diposiikan miring kanan atau ke kiri. Memposisikan seperti ini selain bertujuan untuk membasuh juga sebagai kesempatan bagi klien dalam upaya latihan mobilisasi.
11. Pada saat memandikan ini, juga bisa dilakukan untuk mengganti baju dan seprai klien.
Prosedur dan teknik shampoing di tempat tidur
  1. Persiapannya adalah peralatan seperti memandikan dan ditambah dengan shampo, alat gayung dan sisir
  2. Prinsip proses shampoing adalah mengalirkan air ke samping tempat tidur dengan menggunakan perlak yang diletakkan dibawah kepala sampai leher.
  3. Letakkan handuk di atas dada klien.
  4. Shampoing diawali dengan membasahi rambut klien hingga kulit kepala kemudian dilakukan shampooing menggunakan shampoo yang diinginkan.
  5. Hati-hati terkena mata dan perhatikan adanya kulit yang teriritasi/laserasi
  6. Saat pembilasan dilakukan penyisiran
  7. Gunakan handuk kering untuk mengeringkan dan kembali rapikan rambut dengan sisir.



Prosedur oral hygiene
1. Kebersihan mulut sangat penting. Pasien yang sudah menderita sakit lama di rumah/RS sering kali ditemukan mulut yang kotor bahkan mulut berwarna cokelat pada mulut, bibir dan gigi. Lidah yang kotor akan mempengaruhi selera makan pasien.
2. Gusi mudah berdarah sekalipun sikat yang digunakan sudah termasuk kategori lembut, sehingga pasien sensitive terhadap makanan yang terlalu dingin atau panas.
3. Napas berbau bisa disebabkana karena gigi yang karies, gusi yang infeksi. Bau aseton pada pasien merupakan petunjuk bagi pasien diabetes.
4. Penyikatan gigi yang terakhir sebelum tidur pada malam harinya harus belangsung selama 3 menit untuk membebaskan gigi dari plak yang bila dibiarkan akan diinvasi oleh mikroorganisme yang merupakan predisposisi untuk terjadinya karies gigi.
5. Perawatan gigi diawali dengan mempersiapkan alat dan cuci tangan yang diikuti dengan menggunakan sarung tangan bersih.
6. Alat yang perlu dipersiapkan adalah:
    1. 2 cucing yang masing-masing berisi larutan betadin 30% dan normal salin
    2. 2 pinset
    3. Kasa diapers secukupnya
    4. Pada pasien dengan kesadaran rendah/tidak sadar dibutuhkan alat suction
    5. Howarth menyimpulkan bahwa penggunaan kapas/kasa pembersih dengan pinset seyogyanya tidak dilakukan lagi; bahwa penggunaan jari tangan dengan kasa pembersih lebih efektif, namun cara pembersihan gigi yang paling efektif adalah penyikatan yang memadai dengan memakai sikat gigi bayi yang kecil.
    6. Wallace & Freeman (1987), menganjurkan penggunaan sikat gigi otomatis yang digerakkan oleh tenaga batere.
    7. Howarth (1977) menemukan bahwa larutan natrium bikarbonat 1 dalam 160 bagian merupakan preparat pembersih yang efektif setelah kotoran gigi dilunakkan dan dibasahi dengan gliserin (gliserol) 20%. Larutan gliserin yang lebih pekat (40%) bersifat astringen! Pasien yang mulutnya kering dan sakit merasa labih nyaman bila dilumasi Vaselin dan pelumasan denga Vaselin ini lebih lama bekerja lama daripada gliserin serta tidak cepat terapus oleh air ludah.
Daftar pustaka
Roper nancy, 2002. Prinsip-Prinsip Keperawatan, edisi 1. yayasan esentia medica; Jakarta. Hal; 109-126

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BENCANA (LITERASI) KESEHATAN (BELAJAR DARI KASUS KPAI, KEMATIAN ARTIS & VIRUS CORONA)  Oleh Ns. Muflih., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom...